Sabtu, 17 Maret 2012

ROBOTIK


Perkembangan suatu ilmu tak lepas dari peran para peneliti kalau tak dapat dikatakan bahwa justru penelitilah yang menyebabkan suatu ilmu itu berkembang. Robotik memiliki unsur yang sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan yang lain dalam berkembang. Ilmu dasar biasanya berkembang dari suatu asas atau hipotesis yang kemudian diteliti secara metodis. Ilmu terapan dikembangkan setelah ilmu-ilmu yang mendasarinya berkembang dengan baik. Sedangkan ilmu robotik lebih sering berkembang melalui pendekatan praktis pada awalnya. Kemudian melalui suatu suatu pendekatan atau perumpamaan (asumsi) dari hasil pengamatan perilaku mahluk hidup atau benda/mesin/peralatan bergerak lainnya dikembangkanlah penelitian secara teoritis. Dari teori kembali kepada praktis, dan dari sini robot berkembang menjadi lebih canggih.
Perkembangan penelitian di bidang robotik lazimnya dapat segera diketahui dengan mencermati aplikasinya di dunia industri atau produk kegiatan penelitian skala laboratorium di grup-grup penelitian yang tersebar di berbagai institusi pendidikan dan penelitian di negara-negara maju. Dengan mudahnya mengakses internet sekarang ini, dan banyaknya sumber-sumber informasi masakini yang tersebar terbuka di situs-situs penelitian, maka mencaritahu suatu perkembangan terbaru dalam dunia robotik menjadi sangat mudah.
Untuk mengetahui dalam tema apa saja robotik dapat diteliti, Gambar 1.3 mengilustrasikannya. Di dalam gambar dijelaskan tentang keterkaitan seluruh komponen atau sub-domain dalam ruang lingkup penelitian di bidang robotik. Secara garis besar penelitian di bidang robotik dapat dilakukan dengan memilih tema berdasarkan alur dalam 4 tahapan, yaitu klasifikasi, obyek penelitian, fokus penelitian dan target penelitian. Dari blok klarifikasi, struktur robot dapat diketahui berada dalam kelompok mana. Dari sini, obyek penelitian dapat ditentukan dan dijabarkan secara detil parameter-parameternya.
Pada dasarnya dilihat dari struktur dan fungsi fisiknya (pendekatan visual) robot terdiri dari dua bagian, yaitu non-mobile robot dan mobile robot. Kombinasi keduanya dapat menghasilkan kelompok kombinasi konvensional (mobile & non-mobile) dan kelompok non-konvensional. Kelompok pertama sengaja diberinama konvensional karena nama yang dipakai dalam konteks penelitian adalah nama-nama yang dianggap sudah umum, seperti mobile manipulator, climbing robot (robot pemanjat), walking robot (misal: bi-ped robot) dan nama-nama lain yang sudah populer. Sedangkan kelompok non-konvensional dapat berupa robot humanoid, animaloid, extra-ordinary, atau segala bentuk inovasi penyerupaan yang bisa dilakukan. Kelompok kedua ini banyak dimanfaatkan sebagai ikon keunggulan dalam penelitian robotik, seperti robot ASIMO buatan Jepang. Sementara robot bawah air dan robot terbang lebih banyak dikembangkan sebagai peralatan untuk membantu penelitian yang berkaitan dan untuk proyek pertahanan atau mesin perang.
Dari kelompok non-mobile yang sering disebut sebagai “keluarga robot” adalah robot arm atau manipulator saja. Sementara yang lebih mudah dikenali sebagai mesin cerdas (intelligent machine) yang tidak selalu tampak memiliki bagian tangan, kaki atau roda untuk bergerak lebih lazim disebut dengan nama khusus sesuai fungsinya. Mereka biasanya memiliki nama-nama yang tersendiri. Misalnya mesin-mesin otomatis Lathe, Milling, Drilling Machine, CNC (Computer Numerical Control) Machine, EDM (Electric Discharge Machine), dan berbagai peralatan otomatis yang biasa dijumpai di pabrik-pabrik modern.

Mobile Robot adalah tipe robot yang paling populer dalam dunia penelitian robotik. Sebutan ini biasa digunakan sebagai kata kunci utama untuk mencari rujukan atau referensi yang berkaitan dengan robotik di internet. Publikasi dengan judul yang berkaitan dengan mobile robot sering menjadi daya tarik, tidak hanya bagi kalangan peneliti, tapi juga bagi kalangan awam. Dari segi manfaat, penelitian tentang berbagai tipe mobile robot diharapkan dapat membantu manusia dalam melakukan otomasi dalam transportasi, platform bergerak untuk robot industri, eksplorasi tanpa awak, dan masih banyak lagi.
Fokus penelitian dapat diambil dengan titik berat perhatian lebih kepada kinematik atau dinamik atau kedua-duanya. Dari analisa kinematik saja, bila obyek penelitian yang diambil adalah konfigurasi robot yang benar-benar baru (belum ada peneliti sebelumnya yang mengkaji) kontribusi keilmuan dapat diperoleh hanya dengan mengkaji persamaan kinematik dan kontrol dasarnya. Dalam hal ini seringkali pembahasan yang mendalam secara matematik diperlukan. Beberapa hasil penelitian yang difokuskan pada pembahasan kinematik dapat dijumpai pada paper-paper Bayle, et al. (2002), D’Souza, et al. (2001), dan Tchon (2002).
Pembahasan khusus dalam hal dinamik robot juga sangat menjanjikan dalam perolehan kontribusi keilmuannya. Tujuan utama kajian dinamik ini adalah untuk mendapatkan disain kontrol yang lasak (robust) yang mampu meredam gangguan dengan baik. Masih banyak struktur-struktur robot yang kompleks belum dikaji secara mendalam model dinamiknya oleh karena rumitnya persoalan pemodelan matematik sistem robot, sifat fisik alami (friksi pada poros aktuator, backlash pada gearbox, noise pada sensor, nonlinieritas daripada aktuator, dsb.) dan lingkungan (gangguan luar berupa efek pembebanan, jalan yang tidak rata, getaran, dll.). Dari persamaan dinamik ini kontrol dasarnya dapat dirancang secara sistematis. Bahasan kontrol robot yang dimulai dari pemodelan robot secara penuh ini (kinematik dan dinamik) biasa disebut sebagai model-based control. Beberapa kajian yang sangat mendalam tentang dinamik robot dan kontrolnya dapat dijumpai pada paper-paper Hewit dan Burdess (1981), Arimoto (1984), Yamamoto dan Yun (1996), dan Godler, et al. (2002).
Pada kasus dinamik robot yang rumit seringkali dibutuhkan bantuan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi model matematiknya. Lin dan Goldenberg (2001) menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural network) untuk mengidentifikasi model dan kontrol yang sesuai untuk sebuah mobile manipulator. Sedangkan Sakka dan Chochron (2001) menggunakan algorithma genetik. Metoda sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based system) juga dapat digunakan sebagai pilihan untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian dalam pemodelan dinamik, seperti pada paper Pitowarno, et al. (2001).
Gabungan kontrol kinematik dan kontrol dinamik yang baik akan menghasilkan kontrol gerak robot (robot motion control) yang lasak. Hal ini adalah merupakan tujuan utama dalam rancang bangun robot ideal. Namun demikian, dewasa ini penelitian tentang aplikasi kecerdasan buatan dalam kontrol robot lebih banyak ditujukan untuk memperoleh kontrol kinematik yang canggih. Lebih-lebih kebutuhan akan metoda navigasi, pemetaan medan jelajah (path planning), kemampuan untuk menghindari halangan (obstacle avoidance), dan kemampuan untuk menghindari tabrakan sesama robot (collision) masih dianggap lebih utama daripada mengkaji kesempurnaan dan kepresisian gerak robot, kalau tidak dapat dikatakan bahwa kajian dinamik memang lebih rumit dibandingkan dengan kajian kinematik.
Kelompok no.4 dalam Gambar 1.3 mengisyaratkan bahwa tujuan penelitian dengan titik berat pada analisis kinematik memang berbeda dengan tujuan penelitian dengan titik berat pada kajian dinamik. Kalau kedua goal ini dapat dikolaborasikan dengan baik maka tidak mustahil dalam waktu dekat para peneliti mampu menciptakan robot-robot mirip manusia yang mampu bekerjasama seperti mengangkat dan memindah barang, bermain bola dalam suatu kesebelasan, bahkan menjadi tentara.
Pengenalan Robotika 

Selama ini kebanyakan orang memandang bahwa robot adalah sebuah mesin yang berbentuk seperti manusia yang bisa bergerak dan berbicara, karena kebanyakan mereka tau tentang robot dengan adanya film-film robot sejak jaman dulu mulai dari robocop, transformer dan masih banyak yang lainnya.
Sebenarnya definisi robot itu bermacam-macam tergantung dari kategori robot itu, kalau sesuai yang diatas itu merupakan robot dengan kategori android. Berikut ini saya mencoba menceritakan beberapa jenis robot berdasarkan bentuk robot itu, antara lain :

Turtle
Diciptakan tahun 1970 an dan nama Turtle diambil dari bentuknya yang mirip rumah kura-kura

Vehicle
Robot jenis ini berbentuk seperti kendaraan yang dilengkapi dengan roda dan bergerak seperti sebuah mobil. Perbedaan dengan mobil adalah kemampuan programmablenya

Rover
Bentuk robot ini cenderung pendek dan juga  dilengkapi roda seperti jenis vehicle seperti pada R2-D2 dalam film Star Wars. Robot jenis ini juga dilengkapi beberapa fungsi contohnya kemampuan untuk mendeteksi api atau mendeteksi obyek.

Walker
Robot jenis ini tidak dilengkapi dengan roda seperti jenis vehicle dan rover melainkan bergerak dengan menggunakan kaki. Biasanya robot ini berbentuk mirip serangga dan dilengkapi dengan 6 kaki.

Appendage
Robot ini berupa lengan yang biasanya digunakan untuk mengambil dan memindahkan barang. Lengan ini dapat terpasang pada robot yang bergerak atau pada sebuah tempat yang statis.

Android
Robot ini didisain menyerupai manusia dan mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan manusia.
Sedangkan berdasarkan proses kendalinya robot terdiri dari:

Automatic Robot
Automatic Robot bergerak berdasarkan perintah-perintah yang telah diprogramkan sebelumnya atau berdasarkan masukan dari sensor-sensornya.

Teleoperated
Robot jenis ini bergerak berdasarkan perintah-perintah yang dikirimkan secara manual baik melalui remote control, PC atau joystick.

Robo Kits Body

Body robot beroda yang didisain dengan menggunakan aluminium dan tersedia 4 lubang untuk meletakkan motor dan as nya.


Delta UV Kit_Kit Pemadam Api pada Robot

Kit UVTRON yang telah dilengkapi dengan modul mikrokontroler penggerak servo dan memproses sinyal UVTRON sehingga kit ini dapat menunjukkan lokasi titik api. Kit ini juga dilengkapi dengan kipas dan motor kecepatan tinggi untuk memadamkan api.


Spesifikasi:
- Dapat mendeteksi nyala lilin dari jarak 5 meter
- Sudut scanning servo 180 derajat
- Kecepatan scanning dapat diprogram melalui UART
- Intensitas titik api dapat diprogram melalui UART
- Kipas dapat diset otomatis aktif saat UVTRON mengarah ke titik api atau menunggu dari mikrokontroler robot mengirimkan perintah
- Modul dapat mengirimkan informasi sudut melalui UART
- Terdapat perintah untuk mengaktifkan kipas sambil melakukan scanning


DH-18 Mechanic Only

Mekanik robot laba-laba dengan 6 kaki dan 3 derajat kebebasan gerak
- Terdiri dari 14 potong yang dapat dibongkar pasang
- Bahan Aluminium
- Mengikuti ukuran standard KRCI

  • Video Robotika :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar